Cidaun, Dulu dan Sekarang

SEBAGIAN warga Cidaun, Kab. Cianjur, percaya akan cerita orang tua mereka dulu. Bahwa kemajuan akan diraih jika tujuh jalur jalan utama yang menghubungkan Cidaun dengan daerah lain sudah terbangun. Sekarang, pembangunan tujuh jalur jalan utama hampir menjadi kenyataan.


"Cidaun jadi pangjugjugan para inohong jeung pangauban sarerea, lamun tujuh jalur jalan geus kanyataan. Ayeuna bade kabuktian cacandran ti kolot baheula teh. (Cidaun akan menjadi daerah kunjungan para pejabat serta kunjungan warga banyak, kalau tujuh jalur jalan sudah menjadi kenyataan. Sekarang terbukti cerita orang tua dulu itu-red.)," kata A. Supiyadin (60), tokoh masyarakat Cidaun, Kamis (19/2) ketika ditemui "PR" di kediamannya.

Kalau melihat 15 tahun ke belakang, sulit memercayai bahwa Cidaun bakal maju seperti sekarang. Pasalnya, daerah itu benar-benar terpencil. Alih-alih menggunakan kendaraan, warga yang akan bepergian ke Cianjur atau Bandung harus melintasi beberapa sungai. "Juga harus menerobos kawasan hutan yang menakutkan," katanya.

Namun, sejak tahun 1997, secara perlahan, jalur jalan yang menuju Cidaun dibuka. Selain itu, jembatan besar juga dibangun sehingga kendaraan besar bisa masuk. Satu jembatan lagi akan dibangun yaitu Cidamar, yang akan menelan biaya Rp 9,5 miliar. Kawasan itu sekarang mulai benar-benar merasakan kemajuan pembangunan.

**

SAAT ini, sudah 6 jalur yang dibangun. Pertama, Cidaun-Bandung via Naringgul. Kedua, Cidaun-Garut via Caringin. Ketiga, Cidaun-Sukabumi. Keempat, Cidaun-Bandung via Mekarsari. Kelima, Cidaun-Bandung via Cimaragang. "Satu jalur lagi, yakni dari Cidaun, lewat pantai Jayanti lalu ke Palabuhanratu Kab. Sukabumi atau ke Pangandaran Kab. Ciamis. Jalur itu biasa digunakan para nelayan. Sementara, satu jalur yang belum selesai yaitu jalur Cidaun-Bandung lewat Cimerang," katanya.

Supriyadin mengatakan, sejak ke-6 jalur itu dibuka, Cidaun mengalami kemajuan. Salah satu tolok ukurnya adalah kualitas bangunan rumah penduduk yang semakin baik. Jalur transportasi juga mulai terbuka, dengan adanya angkutan umum yang menghubungkan Cidaun dengan daerah lainnya.

"Dulu, Pantai Jayanti sepi sekali. Tetapi, sekarang setelah dibangun dermaga, lalu pasar ikan, dan tempat pelelangan, daerahnya menjadi ramai. Jumlah nelayannya juga mencapai lebih dari 500 orang," kata Sakim, penduduk setempat.

Pertambahan jumlah nelayan, kata Sakim, karena mudah untuk menjual ikan. Bakul ikan yang datang, tidak hanya dari Cianjur, tapi dari Sukabumi sampai Pangandaran.

"Bahkan, perusahaan Susi Pudjiastuti telah membangun landasan pendaratan pesawat. Biasanya, kalau sedang musim ikan dan lobster, pegawai Bu Susi datang dengan membawa pesawat untuk beli hasil tangkapan nelayan Cidaun," kata Wa Ason, warga Cidaun lainnya.

Saat ini, warga berharap, jalur menuju Garut yaitu sepanjang 11 km, diaspal, sehingga kondisi Cidaun yang terdiri dari 13 kecamatan akan semakin berkembang. "Sekarang, Cidaun bukan lagi daerah tertinggal," kata Wa Ason sambil berbisik kepada "PR".

Wa Ason mengajak "PR" berkeliling Cidaun dengan menggunakan sepeda motornya. Selesai keliling Cidaun, dia kembali meyakinkan, kalau semua jalur jalan sudah baik, maka Cidaun akan semakin baik. "Saat libur Lebaran atau tahun baru, banyak wisatawan datang ke Pantai Jayanti. Ini bukti, banyak warga berdatangan ke daerah kami setelah banyak jalan terbuka ke daerah Cidaun," katanya. (Undang Sudrajat/"PR")***
suber : http://www.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=60692

0 comments:

Post a Comment

anda berhak untuk berpendapat.. Silahkan berkomentar !!