Ajaran TQN Dan Perkembanganya

Secara garis besar Tarekat ini berisi tentang tata cara membai'at, sepuluh macam Lathaif. Bentik jamak dari Lathifah yang berarti titik halus dalam tubuh manusia.kemudian beliau menjelaskan tentang Dzikir dalam Tarekat Qadariyyah, dan di jelaskan dalam Dzikir Naqsabandiyyah.Syekh sambas menerangkan tentang tiga syarat yang harus di penuhi oleh orang yang sedang menuju AllahyaituDzikir diam dalam mengingat, merasa selalu di awasi Allah dalam hatinya dan pengabdian kepada syekh. Kemudian di akhiri dengan penjelasan rinci tentang dua puluh macam meditasi (Muraqabah ) ajaran ini terdapat dalam kitabFath Al-A'rifin dan sebelum di tutup kitab ini berisikan silsilah Syaikh sambas mulai dari beliau hingga Rasulullah.

Pengembangan TQN yang kelihatan di asia tenggara, memang bermula dari kitab fath arifin tersebut.Walaupun murid sekh sambas yang utama yaitu sekh abdul a-karim banten (lahir 1860) tampaknya tidak mengembangkan ajaranya secara luas, namun generasi sesudahnya terutama dipusat-pusat TQN di jawa. Qadariyah naqsabandiyah relatif maju dan berkembang pesat. Syekh abdiul karim banten ditunjuk oleh syekh sambas sebagai penggaantinya, beliau telah bersama-sama sejak masa kecil saat belajar di mekkah. Tugasnya yang pertama ialah mnenyebarkan tarekat ini di singapura selama beberapa tahun, pada tahun 1872 ia pulang ke kampungnya, Lampuyang dan menetap di sana selama kurang lebih tiga tahun. Kemudian pada tahun 1876 ia dipanggil ke mekkah dari sekh sambas sebagai pimpinan tertinggi TQN. Dan menurut Dhofier yang menyebutkan bahwa di tahun tujuh puluhan empat pusat TQN di jawa yaitu:

Referensi:
  • Mulyati.Sri, Tarekat-tarekat muktabarah di Indonesia, Jakarta: Prenada Media,2005.
  • Bakhtiar. Amsal, Tasawuf dan Gerakan Tarekat, Bandung: Angkasa, 2003.

0 comments:

Post a Comment

anda berhak untuk berpendapat.. Silahkan berkomentar !!