Biografi Tokoh TQN Suryalaya yaitui Abah Sepuh dan Abah Anom

1. Abah sepuh
Abah sepuh adalah pendiri pesantren Suryalaya yang dibangun pada tahun 1905 , Nama lengkap beliau adalah Abdullah Mubarak Beliau di lahirkan di kampung cicalung, Bojong Bentang, pager ageung TasikMalaya

, Jawa Barat pada tahun 1836, beliau ditunjuk menjadi Khalifah TQN oleh Syekh Thalhah Cirebon (1825-1935 ) yang telah terbai'at pada syekh Abdul Karim Banten ketika belajar di mekkah.
Beliau merupakan tokoh yang sangat berpengaruh baik dalam bidang pemerintahan, apalagi dalam keagamaan dan banyak sekali menyumbangkan buah-buah pikirannya yang sangat luar biasa sehingga masih dapat di konsumsi sampai sekarang oleh para murid dan pengikutnya.
Abah Anom Wafat pada tanggal 25 Januari 1959 yaitu di Usianya yang ke 120 tahun. Dan sebelum beliu meninggal di usianya yang ke 116 tahun beliu menganugrahkan gelar kepada anak kelimanya yaitu Abah anom untuk mnggantikannya sebagai pemimpin tarekat. Dan kemudian karena alasan kesehatan dan keamanan Beliau pindah ke tasikmalaya dimana ia menghabiskan hari-hari terakhirnya di ruman muridnya yaitu H.O Sobari sampai beliu meninggal Dunia.

2. Abah Sepuh
Beliau adalah penerus ayahnya yang mempunyai nama lengkap K.H.A.Shahibulwafa Tajul A'rifin yang dikenal dengan Abah Anom, gelar ini berasal dari bahasa sunda yang berarti Bapak/kiai Muda, di anugerahklan kepada beliau ketika usia muda.Beliau lahir pada tanggal 1 januari 1915 di Suryalaya, Jawa Barat putra kelima dari Abah Sepuh dan ibunya bernama H. Juhriyah. Menurut saudara peempuan beliau ( Didah )Abah anom Punya nama lain yaitu Mumum Zakarmudji(H. Shohib)
Riwayat pendidikan beliau adalah Sekolah dasar Belanda di Ciamis (1923-1929)meneruskan ke sekolah menengah Ciawi, Tasikmalaya (1929-1931) dan pada usia 18 tahun beliau sudah menjada wakil talkin mewaakili ayahandanyauntuk membaiat mereka yang masuik TQN. Kemudian beliau belajar bermacam-macam ilmu agamaIslam di jawa barat seperti di Cicariany (Cianjur), Gentur dan Jambudipa, lalu di pesantren Cirenghas,Cimalati (Sukabumi), tempat beliau mempelajari ilmu Hikmah dan Tarekat dan seni beladiri. Beliau juga mempelajari Ilmu spiritual (Riyadhah) dibawah bimbingan Ayahandanya.

Referensi:
  • Mulyati.Sri, Tarekat-tarekat muktabarah di Indonesia, Jakarta: Prenada Media,2005.
  • Bakhtiar. Amsal, Tasawuf dan Gerakan Tarekat, Bandung: Angkasa, 2003.

0 comments:

Post a Comment

anda berhak untuk berpendapat.. Silahkan berkomentar !!