Panteisme (al-hulul)

IX. Panteisme (al-hulul)
Abu Yazid Bustomi dipandang sebagai tokoh yang memperkenalkan faham ittihad, kesatuan antara manusia dengan tuhan. Karna dengan gelora cintanya dia mengalami halul wihdah (unitive state)
Ajaran panteisme sangat gencar pada saat al-hallaj mengeluarkan konsepnya tentang hulul (bersatunya diri dengan Tuhan). Dalam mayarakat jawa dikenal dengan istilah “manunggaling kawula gusti).
Dalam risala Qusyairiyah dinukil kata-kata Sari al Sakti yang berbunyi:
لا تصلح المحبة بين اثنين حتى يقول الواحد للآخر
Bahkan menuruut Nicholson, inilah ajaran inti tasawuf, seperti yang beliau tuangkan dalam bukunya yang berjudul the mystics of Islam sebagai berikut: the essence of Sufism is best displayed in its extreme type, which is pantheistic and speculative rather then ascetic or devotional.*3
Sehingga dengan konsep hululnya al-Hallaj ini immanensi tuhan terhadap manusia terjadi. (culiko manjing warongko, warongko manjing culiko)
____________________

*3 Nicholson R.A. The mystics of Islam. Hal. 27

0 comments:

Post a Comment

anda berhak untuk berpendapat.. Silahkan berkomentar !!