MEMAHAMI PROSES PERJALANAN KEBUDAYAAN MANUSIA DI ERA PEMBANGUNAN

Dalam kaca mata antropologis budaya merupakan seluruh cara kehidupan masyarakat, yang mana seluruh sendi tersebut dianggap memiliki posisi yang tinggi atau yang lebih diinginkan. Dalam arti cara hidup masyarakat, kalau kebudayaan diterapkan pada cara hidup kita sendiri, maka tidak ada sangkut pautnya dengan main piano atau membaca buku karya sastrawan terkenal. Untuk seorang ahli ilmu sosial, kegiatan seperti main piano itu merupakan elemen-alemen belaka dalam seluruh sendi kebudayaan. Keseluruhan itu mencakup aspek-aspek duniawi seperti mencuci piring atau menyetir mobil dan untuk tujuan mempelajari kebudayaan. Hal ini sama drajatnya dengan "hal-hal yang lebih halus dalam kehidupan", oleh karena itu bagi seorang ahli ilmu sosial, tidak ada masyarakat atau perseorangan yang tidak memiliki kebudayaan, bagaimanapun sederhanaya kebudayaan itu, dan setiap manusia adalah makluk yang berbudaya. Jadi, kebudayaan menunjuk kepada bebagai aspek kehidupan. Kata itu meliputi cara-cara berlaku, kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap dan juga dari hasil-hasil kegiatan manusia yang khas untuk suatu masyarakat atau kelompok tertentu. Kita masing-masing dilahirkan kedalam suatu kebudayaan yang bersifat kompleks dan kebudayaan itu kuat sekali pengaruhnya terhadap cara hidup dan prilaku yang akan ikut selama hidupnya.
Untuk konteks budaya secara lebih universal maka pelu kiranya memahami kontes budaya baik secara etimologis maupun secara terminologis.secara etimologis budaya dipahami sebagai "cultur" atau kebudayaan sedangkan dalam bahasa inggris kebudayaan berarti "culture" dan bahasa latinya "colore" yang berarti hasil transformasi pengolahan. Dilihat dari perspektif bahasa indonesia kebudayaan diambil dari bahasa sanskerta "budhaya" yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti akal. Ada juga yang berpendapat budaya merupakan suatu perkembangan dari kata majemuk budi-daya, yang berarti daya dari budi, karena itu mereka membedakan antara budaya dan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa,dan rasa sedangkan kebudayaan merupakan hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut.

Pengertian tersebut mencoba disistematiskan oleh Prof. Dr. Koentjaraningrat yang mengatakan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan aspek kelakuan dari manusia dari mulai kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuanya yang didapatkan dari belajar dan semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.

Dengan demikian kebudyaan merupakan sendi yang tersusun dengan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia yang untuk memenuhi kehidupanya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu kebudayaan merupakan cara berlaku yang di pelajari kebudayaaan tidak tergantung dari transmisi biologis atau pewarisan melalui unsur genetis.

Dalam konteks kebudayaan modern, pembangunan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidup. Interaksi antara pembangunan dan lingkungan hidup membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem. Ilmu yang mempelajari interaksi antara pembangunan dan lingkungan hidup disebut ekologi pembangunan. Manusia, baik sebagai subyek maupun obyek pembangunan, merupakan bagian dari ekosistem. Pandangan holistik inilah yang dipakai dalam ekologi pembangunan.

Pembangunan bertujuan untuk menaikkan tingkat hidup dan kesejahteraan rakyat. Dapat pula dikatakan pembangunan bertujuan untuk menaikkan mutu hidup rakyat. Karena mutu hidup dapat diartikan sebagai derajat dipenuhinya kebutuhan dasar, pembangunan dapat diartikan sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat dengan lebih baik

Kebutuhan dasar merupakan kebutuhan yang esensial untuk kehidupan kita. Ia terdiri atas tiga bagian, yaitu kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup hayati, kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup yang manusiawi dan derajat kebebasan untuk memilih.
Pembangunan dapat dikategorikan sebagai perubahan yang berencana. Agar pembangunan benar-benar mencapai tujuan, maka ditetapkan hal-hal yang menyangkut rencana pembangunan tersebut. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur baik dari segi material maupun spiritual berdasarkan Pancasila dalam wadah NKRI yang bersatu, berdaulat dan berprikemanusiaan yang aman, tentram, tertib, dinamis serta dalam lingkungan pergaulan hidup dunia yang merdeka dan damai
Agar pembangunan itu benar-benar menciptakan kehidupan yang makmur dan sejahtera lahir dan batin bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia, secara prinsip ada tiga unsur pokok yang cukup penting serta menjadi acuan setiap pelaksanaan pembangunan nasional. Pertama stabilitas nasional, kedua pertumbuhan ekonomi dan ketiga, pemerataan. Ketiga unsur itu berkorelasi dan tertuang dalam Trilogi Pembangunan. Pertumbuhan ekonomi sangat menjadi tolok ukur mengenai sejauhmana kemajuan dan kesejahteraan tercapai. Karena itu, laju pertumbuhan yang dicapai dalam setiap tahapan pembagunan selalu dicatatat sebagai langkah untuk menentukan kebijaksanaan perekonomian selanjutnya. Melalui pembangunan, kita mengharapkan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan merata sampai ke daerah-daerah nusantara.
Selanjutnya, dalam proses pembangunan ini melibatkan perusahaan di segala bidang kehidupan yang dilakukan secara sengaja berdasarkan suatu perencanaan sosial (social planning). Perencanaan sosial didasarkan pada suatu pengertian yang mendalam tentang bagaimana sebuah kebudayaan berkembang dari taraf yang rendah ke taraf modern dan kompleks dimana kita mengenal adanya industri, peradaban kota dan sebagainya

Pada dasarnya setiap manusia sebagai individu dan masyarakat sebagai kelompok dalam hidupnya akan mengalami perubahan. Perubahan dalam masyarakat merupakan suatu proses yang berlangsung secara kontinu. Perubahan antara satu masyarakat satu dengan masyarakat lain tidaklah sama, ada yang mengalaminya cepat, dan ada yang mengalaminya lambat. Perubahan-perubahan itu dapat diketahui apabila dilakukan perbandingan, dengan menelaah keadaan suatu masyarakat pada waktu tertentu kemudian membandingkannya dengan keadaan masyarakat pada masa lalu
Perubahan dalam masyarakat merupakan sebuah usaha yang mesti dilakukan, baik oleh Pemerintah maupun masyarakatnya sendiri sebagai subyek sekaligus obyek dari pembangunan. Perubahan dalam masyarakat tersebut tentu saja bertujuan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan sejahtera material dan spritual. Perubahan dalam masyarakat menyangkut banyak hal seperti norma-norma, nilai-nilai, pola prilaku, organisasi sosial dan stratifikasi masyarakat

Setiap perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat atau perubahan dalam organisasi sosial masyarakat disebut sebagai perubahan sosial Perubahan sosial berbeda dengan perubahan budaya. Karena perubahan budaya ini mengarah kepada perubahan dalam kebudayaan masyarakat. Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan (equilibrium) masyarakat seperti halnya dalam unsur-unsur georafis, ekonomis, biologis dan kebudayaan.
Sceneider dalam bukunya sosiologi industri mengemukakan dalam masyarakat industri dimana semua pekerjaan digantikan oleh tenaga mesin, suatu nilai tertentu digunakan untuk mengendalikan, mengembangkan serta meningkatkan upah setinggi-tingginya serta kerja keras, merupakan refleksi dari suatu nilai yang jarang ditemukan ditempat manapun di dunia ini.

Industrialisasi merupakan suatu fenomena yang tidak asing bagi masyarakat di negara yang sedang membangun. Indonesia, yang masyarakatnya mayoritas hidup di beberapa daerah yang tersebar di kota dan desa tidak mau ketinggalan untuk bersaing dengan negara lain. Kegiatan industri tidak hanya dapat dilihat di kota-kota besar saja, tetapi juga telah menyebar ke pelosok-pelosok desa. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya keterbatasan lahan perkotaan, pemerataan pembangunan dan penghematan biya produksi.
Industri memberikan input kepada masyarakat sehingga membentuk sikap dan tingkah laku yang mencerminkan cara bersikap dalam bekerja. Dengan berkembangnya aspek ekonomi yaitu industrialisasi jelas akan membawa perubahan dalam dalam kehidupan masyarakat modern walaupun secara perlahan. Masyarakat secara bertahap menerima adanya zaman baru, yaitu modernisasi.
Masyarakat memiliki peran penting dan langsung dengan hadirnya pembangunan-pembangunan serta merasakan dampak dari pembangunan. Masyarakat merupakan subyek dan obyek dari pembangunan. Mereka yang tinggal di wilayah-wilayah yang tersentuh pembanguanan akan dihadapkan pada perubahan-perubahan yang tidak dapat dihindari sehingga mereka pun harus melakukan perubhaan-perubahan untuk menyesuaiaknan dan mengadaptasikannya dengan perkembangan lingkungannya. Perubahan seperti itu berpengaruh terhadap perilaku masyarakat tersebut.

Struktur ekonomi bergeser ke arah komersialisasi setelah adanya penetrasi teknologi pada industri ke desa-desa. Hal ini ditunjukkan oleh mulai bergesernya usaha pertanian pada skala mikro ke skala makro. Bersamaan dengan itu, kehidupan keluarga petani bergeser dari struktur tradisional ke struktur modern. Pola prilaku sosial yang dilakukan di kota metropolitan sekarang diaktualisasikan di desa. Hal ini dapat mengubah prilaku sosial masyarakat desa dan pendapatan perkapita keluarga.
Adapun teori-teori tentang perubahan sosial banyak diutarakan oleh para ahli. Perubahan sosial ada yang bersifat berkala dan tidak berkala. Ada juga yang menyatakan bahwa perubahan sosial terjadi karena adanya kondisi-kondisi sosial primer, misalnya kondisi ekonomi, teknologi, georafi dan biologi. Kondisi-kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial lainnya
Auguste Comte dalam teori evolusinya memandang bahwa masyarakat akan berkembang dari masyarakat sederhana (primitif) menuju ke masyarakat modern (compleks) dan tentu hal ini memerlukan proses jangka panjang, fase demi fase. Menurut teori ini, masyarakat akan berubah secara linier atau seperti garis lurus dari masyarakat primitif ke masyarakat maju. Teori ini menganut faham bahwa perubahan pada masyarakat terjadi dalam waktu lama, dimana masyarakat akan bergerak dari masyarakat miskin non industri sebagai primitif ke masyarakat industri yang lebih kompleks dan berbudaya

Lain halnya teori modernisasinya W.W. Rostow yang cukup mempengaruhi teori perubahan sosial berkorelasi dengan teori pertumbuhan ekonomi. Rostow melihat perubahan sosial yang disebutnya sebagai pembangunan sebagai proses evolusi perjalanan dari masa tradisional ke masa modern. Dalam bukunya yang berjudul The Stage Of Economic Growth, perubahan sosial terjadi dalam lima tahapan pembangunan. Pertama, masyarakat tradisional kemudian tahap kedua berkembang menjadi masyarakat pra kondisi tinggal landas, lantas diikuti pada tahap ketiga masyarakat tinggal landas, kemudian tahap keempat menjadi masyarakat pematangan pertumbuhan dan akhirnya mencapai masyarakat modern yang dicita-citakan pada tahap kelima yakni masyarakat industri, yang disebutnya sebagai masyarakat konsumsi masa tingi (High Mass Consumption).
Herbert Spencer Memahami tentang masyarakat dalam empat aspek
  1. masyarakat maupun organisme hidup sama-sama mengalami perubahan
  2. social body and living body sama-sama membesar
  3. tiap-tiap organ memiliki fungsi
  4. setiap terjadi perubahan dalam satu sistem mereka akan terjadi pula perubahan sistem lainya
  5. tiap bagian merupakan struktur makro
Dari pembahasan diatas saya mengambil tokoh dari Herbert Spencer dalam memahami perubahan kebudayaan manusia, menurut herbert spencer manusia pada dasarnya selalu hidup dinamis tidak statis dan akan selalu mengalami perubahan dari konteks diatas kebudayaan manusia akan selalu berubah dan di tentukan oleh lingkungan dan jaman. Budaya masyarakat yang dikenal dengan primitif tetapi dengan perkembangan jaman dan waktu akan terkikis sesuai dengan perkembangan jaman. Pada era pembangunan manusia semakain terlihat dalam cara pandang dan juga cara bertindak bahkan manusia modern selalu bertindak dengan berbagai pertimbangan dan bahkan manusia modern lebih cendenrung bertindak dengan tolak ukur materi dalam artian selalu menjadikan uang sebagai tuhan dan bahkan masyarakat pada era modern bersifat konsumtif. Kemajuan dibidang pembangunan ini membuat peradaban manusia semakin menurun dengan bukti semakin banyak tingkat kriminal kemudian banyak terjadi konflik sosial yaitu dengan terjadinya kesenjangan-kesenjangan di masyarakat.
(Mansour faqih, 2001:48-50)
(Ghazalba, 1983:26).

(S.R. Parker dkk, 1992:33).
(Bruce J. Cohen, 1992:453).

(Soeleman B. Taneko, 1984:133).
(Posman Simanjuntak, 200:154).
(M. Sitorus, 2000:190)
(Otto Soemarwoto, 1997:158).

0 comments:

Post a Comment

anda berhak untuk berpendapat.. Silahkan berkomentar !!